Pesparani III Resmi Dilaunching, Bawa Pesan Persatuan

Lp3kn.or.id– PESTA Paduan Suara Gerejani (PESPARANI) tak sekadar sebuah perjumpaan. Bukan hanya sebuah kegiatan seni dan kebudaayaan, tapi PESPARANI juga merupakan suatu kegiatan yang sangat spiritual. 

Staf Ahli Menteri Agama RI, Abu Rokhmad, mengatakan PESPARANI dalam Islam seperti kegiatan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ). 

“Mungkin kalau di Katolik akan menjadi Musabaqoh Tilawatil Injil,” ujar Abu, disambut tawa para tamu saat peluncuran PESPARANI Nasional Katolik III, di Grand Ballroom Hotel JS Luwansa, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu malam, 13/9/2023. 

Abu berharap, PESPARANI harus bisa menjadi syiar agama Katolik yang dapat menggugah jiwa-jiwa umat Katolik untuk mencintai ajarannya dan semakin memampukan mereka untuk menghidupi ajaran agamanya setiap hari. 

“Tak  hanya menyiarkan tapi juga harus mampu melaksanakan syiar (ajaran agama),” ungkapnya. 

Rumah Nyaman

Kebersamaan dalam keberagaman menjadi tema PESPARANI III. Provinsi DKI Jakarta menjadi tuan rumah untuk perhelatan akbar yang diikuti oleh ribuan umat Katolik yang mewakili 38 provinsi di Indonesia. Kegiatan ini akan berlangsung mulai 27 Oktober hingga 1 November 2023. 

Penjabat Gubernur DKI Jakarta yang diwakili oleh Kepala Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah-Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi DKI Michael Rolandi Cesnantara Brata mengungkapkan, Jakarta merasa terhormat menjadi tuan rumah untuk kegiatan tritahunan kali ini. 

“Atas kepercayaan ini, DKI Jakarta akan berupaya menjadi tuan rumah yang baik bagi para tamu, kontingen dari seluruh provinsi. DKI Jakarta adalah rumah bersama, kota budaya, kota seni, kota bhineka, dan kota toleransi. Karena itu, gubernur menyambut baik PESPARANI III untuk diselenggarakan di Jakarta,” ujar Michael. 

Menurutnya, PESPARANI memotivasi umat Katolik untuk mewartakan nilai-nilai hidup gereja, bermasyarakat, dan bernegara dalam kehidupan sehari-hari, dan meneruskannya kepada generasi di masa depan. Dia yakin, melalui Pesparani nilai-nilai tersebut senantiasakan digalakan terus menerus. 

“Mari kita bersinergi sehingga memberikan pengalaman dan kenangan berharga bagi seluruh kontingen dari seluruh Indonesia. Semoga Jakarta menjadi rumah yang hangat dan nyaman bagi umat beragama dalam menjalankan aktivitas beragamanya,” harap Michael. 

Baca Juga:  Wakil Uskup Wilayah Kota Ambon Sangat Senang karena PESPARANI Kota Ambon Dapat Dukungan dari Pemkot Ambon

Berjalan Bersama

Sekretaris Eksekutif dan Direktur Konferensi Waligereja Indonesia, Romo Paulus Christian Siswantoko mengungkapkan, PESPARANI merupakan kegiatan kolaboratif antar hierarki gereja, umat, dan pemerintah untuk mengembangkan iman umat melalui seni budaya. 

Tema kebersamaan dalam keberagaman, ujar Romo Koko (sapaannya) sangat jelas menggambarkan bahwa PESPARANI merupakan gerak iman dan budaya turut menghidupi nilai-nilai kebangsaan seperti kerukunan, toleransi, keadilan, dan kesejahteraan di tengah pluralisme yang menjadi kekahasan bangsa ini. 

PESPARANI sambungnya juga telah menghimpun orang dari berbagai agama, suku, golongan, dan status sosial untuk bergandengan tangan untuk mengadakan acara umat Katolik dari berbagai daerah dapat berjalan lancar dan menghasilakn buah-buah kebaikan baik bagi gereja dan bangsa ini. 

Menurutnya, PESPARANI  bisa menjadi sarana untuk saling belajar dan tumbuh sebagai pribadi yang penuh kasih di tengah berbagai perbedaan yang ada di tengah hidup bersama. Dan pada saat yang bersamaan semua merasakan nikmatnya keanekaragaman. 

Hidup bersama ini juga terang Romo Koko sejalan dengan spirit Gereja Katolik yaitu menjadi Gereja yang berjalan bersama. Gereja yang sinodal, yang dicanangkan Paus Fransiskus sejak 2021 oleh karena itu Gereja Katolik sebagai bagian dari sejarah dan perjalanan bangsa ini selalu terbuka untuk bekerjasama dengan seluruh elemen bangsa dan semua pihak yang memiliki kehendak baik untuk membangun hidup bersama yang utuh, kokoh, dan harmonis. 

Semangat berjalan bersama menjadi pegangan panitia khususnya dan kita semua dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan mempertanggungjawabkan PESPARANI ini pada akhir nanti. Berjalan bersama dalam berbagai perbedaan ini memampukan kita untuk menghadapi dan mengatasi kesulitan, rintangan, serta mendorong kita untuk menemukan jalan keluar-jalan keluar yang lain yang kreatif, bijaksana demi kebaikan semua. 

Berjalan bersama dalam berbagai perbedaan memampukan kita menjadi pribadi-pribadi yang tak berjalan sendiri, yang senantiasa merasakan kasih dan kehangat teman dan sahabat yang siap berbagi beban. 

“Berjalan bersama dalam perbedaan juga mengajak kita untuk mengikuti nilai-nilai belarasa, solidaritas, dan subsidiaritas yang menjadi ajaran utama Gereja kita. Mari kita berikan yang terbaik bagi Gereja dan Negara kita,” ajak Romo Koko yang hadir mewakili Ketua KWI. 

Baca Juga:  Piala Umum Pesparani Kembali ke Provinsi Maluku

Lantaran membawa misi penting inilah Pembina PESPARANI, Purnomo Yusgiantoro ,mengajak seluruh umat dan semua pihak untuk bergandengan tangan dan bahu membahu mensukseskan PESPARANI III ini. 

Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua Umum Panitia PESPARANI III, Sebastian Salang. Baginya, dukungan semua pihak membuat gelaran PESPARANI III bertambah sukses. 

“Malam ini PESPARANI dimulai. Kita ingin menyampaikan kepada khalayak, umat pemerintah pusat, daerah, dan publik bahwa PESPARANI telah dimulai. Mohon dan dukungan bapak dan ibu. Sebab, doa dan dukungan bapak dan ibu membuat acara ini bertambah sukses. 

 Spesial, Istimewa

Menurut Sebastian, PESPARANI kali ini juga amat spesial dan penting baik bagi Gereja Katolik maupun dalam kehidupan berbangsa. Spesial karena hajatan ini berlangsung jelang tahun politik yang puncaknya terjadi pada Februari tahun depan.  

Berbicara tahun politik, papar Sebas, akan membahas tentang persaingan, pertarungan, dan perebutan kekuasaan. Tetapi acara ini (PESPARANI) justru dapat memberi pesan sebaliknya. 

“Para pemimpin bangsa, para petinggi negeri ini boleh bertarung dalam pilpres (pemilihan presiden), pemilu legislatif, kemudian antara partai satu dengan partai yang lain boleh bersaing mengunakan macam-macam strategi kampanye tapi jangan lupa ada pesan penting dalam kehidupan berbangsa yakni menjaga Pancasila, merawat kebhinekaan, danmempertahankan UUD 1945,” pesannya. 

Maskot PESPARANI

Elang bondol (Haliastur indus) yang merupakan satwa endemik sekaligus maskot Jakarta akan menjadi lambang PESPARANIIII ini. 

“Elang bondol menjadi inspirasi sekaligus ikon PESPARANI III ini,” ujar Sebastian. 

Menurut Sebastian, elang bondol saban tahun selalu datang dan hinggap di Jakarta, kendati habitatnya nyaris hilang dan berganti dengan bangunan benton menjulang. 

Elang bondol, lanjut Sebastian, tetap setia hadir dan mewarnai pemandangan Kota Jakarta kendati nyawanya menjadi taruhan. 

“Meskipun di mana-mana habitat ekosistemnya sudah rusak, tapi burung itu tetap bertarung meskipun nyawa menjadi taruhannya. Meskipun burung tersebut berada dalam himpitan kekejaman manusia, di tengah tantangan kemajuan yang luar biasa, burung ini (elang bondol) tetap setia menunjukkan dirinya bahwa ia masih ada,” bebernya. 

Baca Juga:  Pesan Pesparani: Kekatolikan tidak Bertentangan dengan Keindonesiaan

Keberanian, kesetiaan, dan perjuangan elang bondol itulah yang menurut Sebas menjadi sumber inspirasidan maskot PESPARANI III. Keutamaan hidup yang dimiliki oleh satwa itu menurut Sebastian harus juga dimiliki oleh segenap umat Katolik sebagai bagian warga negara Republik Indonesia. 

“Karena itu, menurut kami, cerita elang bondol ini menjadi inspirasi,” ungkap Sebastian. 

Menjadi Terbaik

Sekretaris Umum PESPARANI III Toni H. F. Pardosi mengungkapkan, pembukaan PESPARAN IIII akan berlangsung pada 28 Oktober, bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda. Acara pembukaan dan penutupan akan dilangsungkan di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta Utara. 

Acara kemudian dilanjutkan dengan rangkaian perlombaan. Semua berpusat di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta Pusat. Ada 13 mata lomba yang akan berlangsung di sana. 

“Ini (memang) perlombaan tapi bukan berambisi menjadi juara melainkan (mereka) bisa memberikan atau menampilkan yang terbaik,” ungkapnya berharap. 

Bagi Toni ada perbedaan mendasar antara berjuang menjadi juara dengan mempersembahkan penambilan terbaik. Menurutnya, bila mengejar juara orang bisa menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan tersebut. Tapi, kalau kualitas yang ingin dicapai maka para peserta mengasah dan membina diri serta kemampuannya terus-menerus sehingga berdampak positif baik bagi diri maupun kepada pihak lain. 

Pesan moral lain yang ingin dicapai lewat PESPARANI, sambung Toni adalah moderasi beragama dan penghargaan kepada setiap kebudayaan.

“Jadi, budaya nasional, budaya seni, dan budaya gereja juga penting untuk kita selalu ingat dan selalu tanamkan dalam diri kita masing-masing,” pesannya. 

Pesan-pesan yang disampaikan dalam PESPARANI inilah yang harus bisa juga sampai kepada publik. Apalagi menjelang tahun politik seperti sekarang. Kendati ada”pertarungan”, berasal dari latar belakang berbeda, persatuan harus tetap dijaga dan menghargai setiap perbedaan. “Ini pegangan kita bersama supaya riuh politik selesai,” ujar Toni seraya tersenyum.

 

0Shares

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *